Riau

Riau Minta Penambahan Vaksin ke Kemenkes untuk Kejar Target Vaksinasi

Ilustrasi (vaksin)

RIAU - Program vaksinasi yang diterapkan pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan herd immunity dari wabah Covid-19 masih terus digencarkan. Namun untuk di Riau, hanya 487.214 warga yang telah melakukan vaksinasi hingga tahap kedua. 

Jumlah itu masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk Riau yang mencapai 6.394.087 jiwa. Sedangkan untuk warga yang telah menjalani vaksinasi tahap pertama tercatat sekitar 357.498 jiwa.

"Masih ada 5.549.375 warga Riau yang belum mendapatkan vaksin COVID-19 tahap II tersebut," ujar Jubir Satgas Penanganan Covid Riau, dr Indra Yovi, Rabu (21/7) di Pekanbaru. 

Loading...

Yovi menyebutkan, butuh waktu 40 bulan ke depan agar seluruh masyarakat Riau mendapatkan vaksin tersebut. Sebab dalam satu bulan, Pemerintah Provinsi Riau menargetkan 100.000 orang selesai divaksin.

"Jadi kapan Herd Imunity tercapai tergantung kemampuan pemerintah yang menyediakan dan melakukan vaksinasi," tuturnya.

Saat ini, kata Yovi, Satgas Covid Riau masih kiriman vaksin dari pemerintah pusat, yakni Kementerian Kesehatan untuk mengejar sasaran target vaksinasi tahap satu dan tahap ke dua. 

Terpisah, Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Riau Arsyadjuliandi Rachman meminta kepada Menteri Kesehatan untuk segera merealisasikan permintaan penambahan vaksin untuk Riau. 

"Saya meminta dan berharap, bapak menteri Kesehatan bisa segera merealisasikan permintaan vaksin dari Pemerintah Provinsi Riau. Ini sangat mendesak. Kita juga minta kuota vaksin untuk Riau diperbesar," ujar mantan Gubernur Riau ini. 

Sejak pekan pertama Juli 2021, Gubernur Riau sudah melayangkan surat kepada Menteri Kesehatan terkait permintaan tambahan vaksin. Pemprov Riau dalam surat itu menargetkan melakukan vaksin 30 ribu orang sasaran vaksin per hari. Dan butuh 210 ribu vaksin untuk 7 hari. Namun hingga kini, Kemenkes belum merealisasikan permohonan itu. 

Andi mengaku sudah berupaya membantu agar Riau bisa segera mendapat vaksin tambahan. Ia juga sudah minta bantuan dengan Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Lakalena, untuk ikut membantu mendesak Kemenkes agar segera bisa merealisasikan permintaan penambahan vaksin dan memperbesar kuota bagi Riau. Komisi IX merupakan mitra kerja Kemenkes.

Sebab menurut Andi, percepatan vaksinasi ini perlu segera diwujudkan untuk terciptanya herd immunity atau kekebalan komunal di tengah masyarakat. 

"Riau harusnya menjadi salah satu daerah prioritas yang diperhatikan pemerintah pusat. Kenapa? Karena daerah ini menyumbangkan begitu banyak kontribusi devisa dan pemasukan untuk negara baik dari migas, perkebunan, kehutanan dan berbagai sektor lainnya," jelasnya. 

Tak hanya itu, Andi juga menjelaskan Riau memberikan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dia meminta angan sampai, karena keterlambatan Menkes  menyuplai vaksin membuat herd immunity sulit dicapai. 

"Muaranya bisa mengganggu proses pemulihan ekonomi di Riau. Kalau Riau terganggu bisa menggangu kontribusi Riau untuk pertumbuhan ekonomi Nasional juga. Makanya saya berharap ke Menkes untuk lebih memprioritaskan Riau," ujar anggota Komisi II DPR RI. 

Andi menyampaikan, dia telah melakukan koordinasinya dengan Kapolda Riau Irjen Agung Setia Imam Efendi dan Danrem Wirabima 031 Riau, Brigjen TNI M Syech Ismed. TNI dan Polri sudah menyiapkan perangkat personel dalam rangka meningkatkan jumlah warga yang divaksin.

"Saya dapat informasi dari pak Kapolda, bahwa Riau saat ini sudah bisa melaksanakan vaksin untuk 70 ribu orang per hari. Tapi karena jumlah vaksinnya terbatas, hal itu belum bisa terjadi," jelas Andi.

Andi sangat menyayangkan, untuk Riau saat ini informasinya hanya bisa melaksanakan vaksin 2.000 hingga 3.000 per hari. Jumlah yang kecil dan bisa memperlama proses terjadinya herd immunity.

"Padahal, saat ini animo masyarakat untuk vaksin masih tinggi. Banyak masyarakat yang pingin vaksin, tapi malah vaksinnya belum tersedia," pungkas politisi Golkar ini.


Loading...







Tulis Komentar

Loading...
Video